● online
- Teknik Berargumentasi....
- Jangan Pulang Jika Kamu Perempuan....
- Perekonomian Indonesia dalam Syariah....
- Kartografi Tematik Aspek Sosial dan Ekonomi....
- Membuat Robot Menggunakan Raspberry Pi + Pemrogram....
- Pengantar Manajemen Edisi Revisi....
- Cerita Dari Timur....
- Produksi Berita Televisi; Teori dan Praktik....
- Diskon ❯ Semua buku didiskon mulai 10%
- Asli ❯ Kami menjual buku asli, dari penerbit. Tidak menjual buku bajakan, repro, kw atau ilegal lainnya
- Pengiriman ❯ Pengiriman ke seluruh Indonesia, pengiriman ke luar negeri sila WA kami
- Pembayaran ❯ Transfer Bank, Dompet Elektronik (Link Aja, Dana, Go Pay, OVO), QRIS
- Pengadaan ❯ Menerima pengadaan buku untuk perpustakaan
Negara Pasundan 1947-1950; Gejolak Menak Sunda Menuju Integrasi Nasional
Rp 38.250 Rp 45.000ISBN | 978-602-258-301-1 |
Stok | Habis |
Kategori | Sejarah |
Penulis : Agus Mulyana
Tebal : viii + 127 hlm
Ukuran : 15,5 x 23 cm
Penerbit : Ombak
Negara Pasundan 1947-1950; Gejolak Menak Sunda Menuju Integrasi Nasional
Pada masa Revolusi bagi para menak yang terlibat dalam elite birokrasi merupakan masa “keruntuhan” bagi kekuasaannya sebagai korps pegawai birokrasi. Karena sejak awal kemerdekaan yang kemudian tampil memimpin republik adalah para pemimpin priyayi nasionalis. Pada masa kekuasaan kolonial Belanda hubungan antara pangreh praja dan para pemimpin nasionalis tidaklah terlalu harmonis, terkecuali beberapa orang pangreh praja yang mendukung pergerakan nasional. Para pemimpin nasionalis sering berlawanan dengan Belanda. Sedangkan pangreh praja lebih banyak tunduk pada Belanda.
Sementara itu pada masa Revolusi, di kalangan rakyat pun timbul sikap tidak senang, karena para pamong praja pada masa kolonial Belanda sering mengeksploitasi rakyat. Ketidaksenangan rakyat terhadap elite birokrasi ditandai dengan terjadinya beberapa revolusi sosial yang menentang kekuasaan lama pada masa awal kemerdekaan seperti terjadi di Banten, Tangerang, Karawang, dan Cirebon. Dengan demikian di masa Revolusi, posisi menak yang berada di birokrasi dihadapkan pada dua pilihan apakah ia prod republik (republiken) atau pro Belanda. Sikap seperti ini tidak lepas dari pola budaya dari menak itu sendiri. Dengan demikian dapat menjadi pertanyaan bagaimanakah sistem budaya menak sebagaimana yang dikategorikan oleh Clifford Geerz, apakah ia termasuk tipe santri, priyayi atau abangan?
Tags: agus mulyana, jawa barat, negara pasundan, ombak, pasundan, penerbit ombak
Negara Pasundan 1947-1950; Gejolak Menak Sunda Menuju Integrasi Nasional
Berat | 200 gram |
Kondisi | Baru |
Dilihat | 4.463 kali |
Diskusi | Belum ada komentar |
Penulis : Huub de Jonge Tebal : 162 hlm Ukuran : 14 x 20 cm Penerbit : Cantrik Pustaka Deskripsi : Buku ini terdiri dari tiga manuskrip pendek—ditambah satu artikel dari Huub de Jonge—yang menghadirkan potret skematis tentang bagaimana roda pemerintahan Kerajaan Sumenep dijalankan pada abad ke-19. Dokumen pertama berisi gambaran pola administrasi, data pendapatan… selengkapnya
Rp 51.000 Rp 60.000Pantai Sumatra yang panjang meliputi pantai timur dan pantai barat yang dipisahkan oleh serangkaian pegunungan Bukit Barisan pada bagian tengah pulau. Kedua pantai ini memiliki kondisi geografis yang berbeda. Pantai timur merupakan pantai yang lebar dan luas. Sebagian lahan terbentuk oleh endapan rawa terutama pada lahan yang dekat dengan garis pantai sekarang. Endapan rawa ini… selengkapnya
Rp 59.500 Rp 70.000Nusantara terdiri dari beribu-ribu etnis maupun subetnis yang tersebar di berbagai wilayahnya. Satu pulai di Nusantara ini belum tentu hanya didiami oleh satu etnis, melainkan banyak etnis, layaknya prinsip-prinsip dalam hukum termodinamika, kebudayaan pun juga memiliki energi yang dihasilkan oleh lingkungan dan pendukung kebudayaannya, yaitu manusia. Pulau Sumatra misalnya, didiami oleh banyak etnis maupun subetnis… selengkapnya
Rp 68.000 Rp 80.000Peta Asia Tenggara yang dibuat orang Bugis kira-kira pada tahun 1828 memberi kesan betapa jauh dan luasnya wilayah pelayaran orang-orang Bugis dan Makassar pada waktu itu. Pada peta ini, yang pernah dibicarakan oleh C.C.F.M. Le Roux pada tahun 1935, di bagian utara Australia masih terbaca bagian kata “ge” yang menurut Prof. Dr. A.A. Cense selengkapnya… selengkapnya
Rp 34.000 Rp 40.000Penulis : Leo Agung S Tebal : 204 hlm Ukuran : 14,5 x 21 cm Penerbit : Ombak Deskripsi: Sebagai kawasan yang dipenuhi oleh negara-negara besar, Asia Timur memiliki peran yang penting sejak zaman dahulu. Meskipun banyak negara di kawasan ini yang menjadi “naga tidur”—dan seakan-akan tidak berani menunjukkan taring dan tajinya pada sebelum abad… selengkapnya
Rp 68.000 Rp 80.000Karena sepak bola adalah bagian penting dalam keseharian masyarakat. Meskipun pamor sepak bola di Indonesia masih kalah “penting” dengan isu politk, tapi bukan berarti dampak yang diberikannya bisa dipandang sebelah mata. Justru kadang, masyarakat lebih bangga melihat tim sepak bola menjadi jawara ketimbang melihat pergantian Ketua DPR, misalkan. Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Nusantara… selengkapnya
Rp 34.000 Rp 40.000Buku Manusia dan Sejarah membahas mengenai eksistensi kesejarahan (historisitas) manusia. Sejarah sebagai suatu eksistensi manusia memiliki tiga arti. Sejarah dapat diartikan sejarah sebagai peristiwa, sejarah sebagai kisah dan sejarah sebagai nilai. Manusia berbuat untuk mengejar dan mencapai suatu nilai. Nilai adalah sesuatu yang dipandang berharga, mulia atau luhur. Sejarah sebagai kisah senantiasa berarti sebagai kisah… selengkapnya
Rp 29.750 Rp 35.000Buku ini merupakan sebuah usaha untuk merekonstruksi sejarah masyarakat yang sekarang dikenal dengan Tana Toraja. Usaha tersebut mencakup rentang satu abad dan berupaya untuk menyoroti kekuatan-kekuatan utama yang bekerja mengubah sejarah di dataran tinggi selama periode tersebut. Fokus tematiknya berbeda pada setiap bab tergantung pada apa yang dilihat oleh penulisnya sebagai aspek perubahan dominan pada… selengkapnya
Rp 127.500 Rp 150.000Buku ini tidak persis berbentuk polemik seperti yang berlangsung antara Soedjatmoko dengan Boejoeng Saleh, yang merupakan artikel berbalas artikel. Bukan pula polemik seperti yang terjadi antara BM. Diah (Merdeka) dengan Njoto (Harian Rakjat). Atau antara sastrawan yang dicap kelompok Manikebu dengan Lekra. Tetapi kumpulan tulisan antara dua orang sejarawan Indonesia yang sebagian pendapatnya bertentangan dan… selengkapnya
Rp 34.000 Rp 40.000Penulis : Mitsuo Nakamura Tebal : xxviii + 688 hlm Ukuran : 16 x 24 cm Penerbit : Obor Indonesia Deskripsi : “Buku ini bukanlah sekadar kompilasi karya, tapi juga perjalanan karya atau perjalanan intelektual Nakamura. Dengan buku ini Pak Nakamura ingin menampilkan sejarah pemikirannya secara diakronis untuk mengetahui atau menunjukkan pergeseran minat dan kajian… selengkapnya
Rp 156.000 Rp 195.000
Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.