Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

CS
● online
CS
● online
Halo, perkenalkan saya CS
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

  • Diskon ❯ Semua buku didiskon mulai 10%
  • Asli ❯ Kami menjual buku asli, dari penerbit. Tidak menjual buku bajakan, repro, kw atau ilegal lainnya
  • Pengiriman ❯ Pengiriman ke seluruh Indonesia, pengiriman ke luar negeri sila WA kami
  • Pembayaran ❯ Transfer Bank, Dompet Elektronik (Link Aja, Dana, Go Pay, OVO)
  • Pengadaan ❯ Menerima pengadaan buku untuk perpustakaan
Beranda » Bahasa dan Sastra » Novel » Sepasang Mata Kelabu dan Burung-Burung yang Mati
click image to preview activate zoom
Diskon
15%

Sepasang Mata Kelabu dan Burung-Burung yang Mati

Rp 42.500 Rp 50.000
Hemat Rp 7.500
ISBN978-602-391-799-0
Stok Tersedia
Kategori Novel
Tentukan pilihan yang tersedia!
Pemesanan lebih cepat! Pesan Langsung
Bagikan ke

Sepasang Mata Kelabu dan Burung-Burung yang Mati

Penulis     : Anton Kurnia

Tebal         : 168 hlm

Ukuran     : cm

Penerbit   : Diva Press

Deskripsi :

“Saya memang tidak terlalu suka bergaul dengan orang. Saya lebih suka bergaul dengan tanaman karena lebih sabar daripada orang. Lagi pula mereka tidak pernah usil. ltulah sebabnya saya menaruh dua pot bunga berisi tanaman suplir di beranda rumah kontrakan saya dan merasa senang karena bisa menanami halaman belakang rumah itu dengan bunga-bunga: mawar putih dan melati.

Menurut sebuah buku yang pernah saya baca, mawar adalah simbol cinta yang suci. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan cinta yang suci itu, tak jelas benar bagi saya. Tapi sungguh, kuntum-kuntum mawar putih yang sedang merekah memang sedap dipandang. Apalagi apabila kuntum-kuntum bunga itu baru saja disirami dan tetes-tetes air tampak bergulir membasahi kelopaknya. Sering kali pada saat-saat seperti itu, saya teringat kepada Tuhan. Dan saya merasa bahagia.”

Selain cerpen-cerpen bertema cinta yang gelisah dan kesunyian manusia, sebagian cerpen dalam buku ini menyiratkan rasa simpati pengarangnya terhadap mereka yang menjadi korban dalam sejumlah peristiwa kelam di berbagai belahan bumi, dari Aceh sampai Argentina: orang hilang, pembantaian yang dilupakan, perkosaan atas nama perang.

“Waktu menjadi jumpalitan dalam cerpen Anton Kurnia… Namun demikian, jumpalitan sang waktu hanya terjadi dalam benak… Ini sangat menarik.”—Bakdi Soemanto, kritikus sastra dan guru besar sastra Universitas Gadjah Mada; Jurnal Cerpen Indonesia, No. 2, 2002

Tags: ,

Sepasang Mata Kelabu dan Burung-Burung yang Mati

Berat 200 gram
Kondisi Baru
Dilihat 1.264 kali
Diskusi Belum ada komentar

Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.

Silakan tulis komentar Anda

Produk Terkait

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Periksa
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: