Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan layanan pelanggan kami

Pemasaran
● online
Pemasaran
● online
Halo, perkenalkan saya Pemasaran
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

  • Diskon ❯ Semua buku didiskon mulai 10%
  • Asli ❯ Kami menjual buku asli, dari penerbit. Tidak menjual buku bajakan, repro, kw atau ilegal lainnya
  • Pengiriman ❯ Pengiriman ke seluruh Indonesia, pengiriman ke luar negeri sila WA kami
  • Pembayaran ❯ Transfer Bank, Dompet Elektronik (Link Aja, Dana, Go Pay, OVO), QRIS
  • Pengadaan ❯ Menerima pengadaan buku untuk perpustakaan
Beranda » Budaya » Semiotika dan Hipersemiotika: Kode Gaya dan Matinya Makna
click image to preview activate zoom
Diskon
15%

Semiotika dan Hipersemiotika: Kode Gaya dan Matinya Makna

Rp 102.000 Rp 120.000
Hemat Rp 18.000
ISBN978-602-0708-25-6
Stok Habis
Kategori Budaya

Buku ini dimulai dengan definisi semiotika yang mencengangkan dari Umberto Eco. Secara tandas ia mewedarkan bahwa semiotika pada prinsipnya adalah “sebuah disiplin yang mempelajari segala sesuatu yang dapat digunakan untuk berdusta (lie).” Definisi Eco ini secara eksplisit menegaskan betapa sentral konsep dusta di dalam wacana semiotika, sehingga dusta tampaknya menjadi prinsip utama semiotika itu sendiri. Eco lalu melanjutkan: “Bila sesuatu tidak dapat digunakan untuk mengungkap dusta, maka sebaliknya ia tidak dapat pula digunakan untuk mengungkap kebenaran (truth)—ia pada kenyataannya, bahkan tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan apa-apa”.

Tentukan pilihan yang tersedia!
HABIS
Maaf, produk ini tidak tersedia.
Bagikan ke

Semiotika dan Hipersemiotika: Kode Gaya dan Matinya Makna

Penulis     : Yasraf Amir Piliang

Tebal         : 386 hlm

Ukuran     : 15,5 x 23 cm

Penerbit   : Cantrik Pustaka

Deskripsi :

Buku ini dimulai dengan definisi semiotika yang mencengangkan dari Umberto Eco. Secara tandas ia mewedarkan bahwa semiotika pada prinsipnya adalah “sebuah disiplin yang mempelajari segala sesuatu yang dapat digunakan untuk berdusta (lie).” Definisi Eco ini secara eksplisit menegaskan betapa sentral konsep dusta di dalam wacana semiotika, sehingga dusta tampaknya menjadi prinsip utama semiotika itu sendiri. Eco lalu melanjutkan: “Bila sesuatu tidak dapat digunakan untuk mengungkap dusta, maka sebaliknya ia tidak dapat pula digunakan untuk mengungkap kebenaran (truth)—ia pada kenyataannya, bahkan tidak dapat digunakan untuk mengungkapkan apa-apa”.

Bertolak dari definisi tersebut, Yasraf Amir Piliang mengembangkan secara kreatif apa yang ia sebut sebagai hipersemiotika. Hipersemiotika, dengan demikian, adalah teori tentang dusta—tetapi juga dimaksudkan sebagai ikhtiar pelampauan atas selubung dusta demi merengkuh secara penuh (atau mungkin tak sepenuhnya utuh) tentang kebenaran yang terserak di dalam relasi-relasi sublim tanda, gaya, kode, makna, iklan, seni, agama, dan hal-hal yang menyehari di sekitar kita.

 

Tags: ,

Semiotika dan Hipersemiotika: Kode Gaya dan Matinya Makna

Berat 450 gram
Kondisi Baru
Dilihat 1.512 kali
Diskusi Belum ada komentar

Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.

Silahkan tulis komentar Anda

Produk Terkait

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Periksa