Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan layanan pelanggan kami

Pemasaran
● online
Redaksi
● online
Pemasaran
● online
Halo, perkenalkan saya Pemasaran
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

  • Diskon ❯ Semua buku didiskon mulai 10%
  • Asli ❯ Kami menjual buku asli, dari penerbit. Tidak menjual buku bajakan, repro, kw atau ilegal lainnya
  • Pengiriman ❯ Pengiriman ke seluruh Indonesia, pengiriman ke luar negeri sila WA kami
  • Pembayaran ❯ Transfer Bank, Dompet Elektronik (Link Aja, Dana, Go Pay, OVO)
  • Pengadaan ❯ Menerima pengadaan buku untuk perpustakaan
Beranda » Sejarah » Raja, Priyayi, dan Kawula
click image to preview activate zoom
Diskon
15%

Raja, Priyayi, dan Kawula

Rp 42.500 Rp 50.000
Hemat Rp 7.500
ISBN979-3472-13-2
Stok Tersedia
Kategori Sejarah

Ada banyak alasan untuk tertarik pada kota Solo tahun-tahun 1900-1915, antara lain, dua pemerintahan (Kasunanan dan Mangkunegaran) mempunyai karakteristik yang berbeda.

Tentukan pilihan yang tersedia!
Pemesanan lebih cepat! Pesan Langsung
Bagikan ke

Raja, Priyayi, dan Kawula

Penulis     : Kuntowijoyo

Tebal         : 174 hlm

Ukuran     : 14,5 x 21 cm

Penerbit   : Ombak

Deskripsi :

Ada banyak alasan untuk tertarik pada kota Solo tahun-tahun 1900-1915, antara lain, dua pemerintahan (Kasunanan dan Mangkunegaran) mempunyai karakteristik yang berbeda. Sepertinya keduanya merupakan pendahulu dari Orde Lama yang suka simbol (mercusuar, nation building) dan Orde Baru yang pragmatis (pembangunan ekonomi). Pemerintahan Kasunanan mementingkan simbol, pemerintahan Mangkunegara mementingkan ekonomi. Apakah ada dua pola pendidikan keraton yang berbeda? Kalau betul ada dua pola pendidikan mestinya kita dapat belajar dari kekurangan dan kelebihan dua pola pendidikan dari masa lalu itu.
(Kuntowijoyo)

Untuk menjelaskan hubungan antara raja, priyayi dan kawula sejarawan Kuntowojoyo menggunakan bantuan antropologi dan sosiologi pengetahuan. Pendekatan-pendekatan hendak menunjukkan bahwa “pengalaman manusia diperoleh melalui simbol yang terstruktur secara sosial, masyarakat melihat realitas tidak secara langsung tetapi melalui sebuah konstruksi sosial”. Demikianlah maka “raja melihat kawula dan priyayi sebagai abdi yang harus duduk di lantai… Priyayi dan kawula melihat raja sebagai pemilik sah kerajaan melalui kepercayaan akan adanya wahju… Priyayi melihat kawula sebagai wong cilik, yang tidak mempunyai simbol kekuasaan, oleh karenanya rendah, kasar dan tidak terpelajar”.
(J. Kadjat Hartojo)

Tags: , , , , , ,

Raja, Priyayi, dan Kawula

Berat 300 gram
Kondisi Baru
Dilihat 2.441 kali
Diskusi Belum ada komentar

Belum ada komentar, buka diskusi dengan komentar Anda.

Silakan tulis komentar Anda

Produk Terkait

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Periksa
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: